Setelah Menghilang Selama Tiga Dasawarsa

Kembali dari Kepunahan
Tim peneliti proyek Lazarus di University of New South Wales, Australia, menyampaikan laporan istimewanya dalam konverensi TEDx tentang de-extinction yang di gelar National Geographic Society di Washington, Dc, pertengahan Maret lalu. Mereka melaporkan bahwa proyek tersebut berhasil memprosukdi genom (materi pembawa struktur genetika organisme) seekor katak gastric brooding yang telah punah tiga dasarwarsa lampau.
Katak gastric brooder (Rheobtracus silus) pernah hidup di hutan hujan Queensland di Australia dan dinyatakan punah pada 1983. Rusanya habitat alami katak unik ini mendorongnya kejurang kepunahan pada tahun 1983. Katak ini adalah salah satunya binatang yang “melahirkan” anaknya lewat mulut. Katak betina akan menelan telur dan mengeraminya di dalam perut selama enam pekan dan memuntahkan berudu dari dalam mulutnya.

Michael Archer, peneliti yang memimpin proyek Lazarus, meyatakan timnya mengambil jaringan dari katak yang telah mati dan dibekukan sejak 1970-an. Mereka mengisolasi inti sel jaringan katak itu dan memindahkannya kedalam telur dari katak spesies lain yang masih berkerabat dekat dengannya, yaitu katak dari spesies Mixophyes fasciolatus. Proses itu terbukti membuahkan hasil karea sel membelah beberapa kali menjadi embrio.
Sayang, janin katak punah itu hanya bertahan hidup selama beberapa hari. Namun hal itu membuktikan bahwa tekhnik kloning bisa digunakan untuk menciptakan lagi spesies punah.
Riset yang belum dipublikasikan ini menjadi bukti tambahan bahwa proyek de-extinction memeliki peluang besar. Dalam konferensi tersebut, para apakai mengeksplorasi kendala teknis dan ekologis serta etika menghidupkan binatang yang telah punah, wooly mammoth atau burung dodo.

Sumber : Koran Tempo Edisi Kamis 11 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar