Yersenia pestis Si Bakteri Terganas

Bakteri Terganas

Yersenia pestis diduga sebagai penyebab wabah Black death yang terjadi pada abad ke-14. Pada tahun 1347-1351, wabah tersebut membunuh 75.000.000 juta orang disetiap dunia, termasuk sepertiga penduduk Eropa pada saat itu. Ada dua bentuk wabah yang disebabkan oleh penyakit ini, yaitu tipe bubonic dan tipe pneumonic.
Pada tipe bubonic, bakteri menyebabkan pembengkakan di bagian ketiak, leher dan selangkangan. Pembengkakan tersebut akan pecah dan mengeluarkan darah dan nanah. Pembuluh darah yang bocor menyebabkan darah mengalir di bawah kulit sehingga kulit menghitam. Oleh sebab itulah penyakit ini disebut sebagai Black death (kematian hitam). Setidaknya separuh dari jumlah korban meninggal dalam waktu seminggu. Pada tipe pneumonic, penderita akan terus berkeringan dan batuk darah sehingga darah memenuhi paru-paru mereka. Akibat keganasan penyakit itu hampir tidak ada korban yang selamat dari penyakit tersebut.

Sumber : D. A. Pratiwi, dkk (2007)

Tokoh Sains (Bapak Mirkobiologi)

Metode Pasteurisasi

Louis Pasteur (1822-1895) adalah ahli biologi dan kimia dari prancis, ia menjadi terkenal setelah memperkenalkan metode yang dapat mencegah susu dan anggur menjadi asam. Metode ini kemudian disebut Pasteurisasi. Ia di anggap sebagai pendiri ilmu Mikrobiologi. Pasteur meneliti teori tentang kuman penyebab penyakit serta menemukan penjelasan tentang penyebab penyakit. Ia juga salah satu tokoh yang menentang teori generatio spontanea.
Ia adalah orang pertama yang menemukan vaksin rabies dan menjadi salah satu tokoh utama dan bakteriologi. Selain itu ia juga membuat penemuan-penemuan penting dalam bidang kimia, salah satunya adalah menemukan ke asimetrisan pada kristal.

Sumber : D. A. Pratiwi, dkk (2007)

Tokoh Sains (Penemu Vaksinasi)

Si Penemu Vaksinasi

Edward Jenner (1749-1823) adalah seorang dokter berkebangsaan Inggris yang menemukkan vaksin untuk menyembuhkan penyakit cacar. Ia adalah tokoh yang meletakkan dasar bagi Imunologi (ilmu yang mempelajari tentang kekebalan tubuh).
Cacar merupakan penyebab kematian terbesar di abad ke-18, Jenner mengamati bahwa di antara pasiennya, yang sebelumnya terkena cacar ringan dari hewan ternak memiliki kekebalan yang lebih baik. Pada tahun 1796 ia memaparkan virus cacar ringan kepada seorang anak. Ketika anak itu di paparkan virus cacar yang menyerang manusia, anak itu tidak tertular. Kemudian ia menerbitkan hasil penemuannya itu dan menjadi terkenal sebagai penemu vaksinasi, Edward Jenner jugalah yang mengemukakan istilah virus.

Sumber : D. A. Pratiwi, dkk (2007)

Tokoh Sains (Pendiri Ilmu Bakteriologi)

Pendiri Ilmu Bakteriologi Kedokteran Modern

Robert Koch (1843-1910) adalah seorang ilmuan dari jerman yang merupakan pendiri ilmu Bateriologi Kedokteran Modern. Ia perhasil mengisolasi beberapa bakteri penyebab penyakit, termasuk TBC, serta menemukan beberapa hewan pembawa penyaki berbahaya.
Ia terkenal setelah menemukan bakteri antrkas (Bacillus anthracis) pada tahun1870-an. Ia memperoleh penghargaan nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuan bakteri TBC pada tahun 1905.
Namanya diabadikan sebagai nama penghargaan bidang mikrobilogi untuk ilmuan yang menghasilkan penemuan yang memeberikan konstribusi pada dunia kesehatan global, nama penghargaan itu adalah The Robert Koch Medal and Award.

Sumber : D. A. Pratiwi, dkk (2007)

Setelah Menghilang Selama Tiga Dasawarsa

Kembali dari Kepunahan
Tim peneliti proyek Lazarus di University of New South Wales, Australia, menyampaikan laporan istimewanya dalam konverensi TEDx tentang de-extinction yang di gelar National Geographic Society di Washington, Dc, pertengahan Maret lalu. Mereka melaporkan bahwa proyek tersebut berhasil memprosukdi genom (materi pembawa struktur genetika organisme) seekor katak gastric brooding yang telah punah tiga dasarwarsa lampau.
Katak gastric brooder (Rheobtracus silus) pernah hidup di hutan hujan Queensland di Australia dan dinyatakan punah pada 1983. Rusanya habitat alami katak unik ini mendorongnya kejurang kepunahan pada tahun 1983. Katak ini adalah salah satunya binatang yang “melahirkan” anaknya lewat mulut. Katak betina akan menelan telur dan mengeraminya di dalam perut selama enam pekan dan memuntahkan berudu dari dalam mulutnya.

Michael Archer, peneliti yang memimpin proyek Lazarus, meyatakan timnya mengambil jaringan dari katak yang telah mati dan dibekukan sejak 1970-an. Mereka mengisolasi inti sel jaringan katak itu dan memindahkannya kedalam telur dari katak spesies lain yang masih berkerabat dekat dengannya, yaitu katak dari spesies Mixophyes fasciolatus. Proses itu terbukti membuahkan hasil karea sel membelah beberapa kali menjadi embrio.
Sayang, janin katak punah itu hanya bertahan hidup selama beberapa hari. Namun hal itu membuktikan bahwa tekhnik kloning bisa digunakan untuk menciptakan lagi spesies punah.
Riset yang belum dipublikasikan ini menjadi bukti tambahan bahwa proyek de-extinction memeliki peluang besar. Dalam konferensi tersebut, para apakai mengeksplorasi kendala teknis dan ekologis serta etika menghidupkan binatang yang telah punah, wooly mammoth atau burung dodo.

Sumber : Koran Tempo Edisi Kamis 11 April 2013

Daging Segar Yang Membahayakan Kesehatan

Bagaimana Senyawa Pada Daging Merah Dapat Merusak Jantung

Banyak ahli kesehatan menyarankan agar kita menghindari menyantap daging merah seperti steak, daging giling dan daging asin (bacon). Mereka menyebut penganan ini bakal merusak kesehatan jantung karena tingginya kandungan lemak jenuh.
Jurnal Nature Medicine edisi terbaru memaparkan riset terbaru tentang senyawa karnitin pada daging merah. “kolesterol dan kadar lemak jenuh dari daging merah memang tidak terlalu tinggi, akan tetapi, ada sesuatu lain yang berkonstribusi terhadap peningkatan resiko kardiovaskuler”, kata ketua peneliti, Dr. Stanley Hazen, dari klinik Cleveland.
Penelitian itu mengungkapkan bahwa karnitin yang terdapat pada daging merah dapat dipecah oleh bakteri dalam usus. Ini dimulai dari rantai peristiwa yang mengakibatkan tingkat kolesterol tinggi. Kandungan lemak jenuh dan cara mengolah daging yang di awetkan diperkirakan berkonstribusi terhadap masalah jantung.
Percobaan pada tikus dan manusia menunjukkan bahwa bakteri dalam usus dapat memakan karnitin. Senyawa ini dipecah menjadi gas yang dikonversi dalam hati membentuk bahan kimia yang disebut TMAO. Dalam studi tersebut TMAO sangat terkai dengan penumpukan simpanan lemak di dalam pembuluh darah. Penimbunan inilah yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
TMAO ini sering diabaikan. “ini mungkin produk limbah, akan tetapi sangat signifkan mempengaruhi metabolisme kolesterol dan efeknya mengarah kepada akumulasi si kolesterol”, Ungkap Hazen.
Mengurangi jumlah bakteri yang memakan karnitin dapat mengurangi resiko kesehatan  akibat daging merah. Vegetarian alami memiliki sedikit bakteri yang mampu memecah karnitin daripada mereka yang memakan daging.
Menurut Hazen, temuan ini mendukung gagasan bahwa makan lebih sedikit daging merah lebih baik, karena itu, pemerintah inggris menganjurkan penduduknya untuk tidak mengkonsumsi daging merah lebih dari 70 gram perharinya.

Sumber : Koran Tempo Edisi Kamis 11 April 2013

Hanya satu kata "PUNAH"

MEREKA YANG SUDAH TIDAK BERADA DI BUMI LAGI
1.      Woolly Mammoth


Kerabat gajah ini adalah kandidat utama proyek de-extinction. Ilmuan Rusia, Semyon Griegoriev, berencana mengganti inti sel telur gajah dengan inti sel yang diektrak dari sumsum tulang Woolly Mammoth. Secara teori janin Woolly Mammoth dapat dititipkan dalam rahim gajah. Upaya menghidupkan kembali mamalia besar ini juga dilakukan oleh sekelompok ilmuan jepang.
Pada awal 2011, tim ilmuan jepang mengumumkan rencana mengkloning Woolly Mammoth dalam waktu lima tahun.Mammoth adalah kandidat terbaik karena mereka belum lama punah dan banyak spesimen utuh yang ditemukan membeku di tundra Arktik.
2.      Harimau Tasmania

Bersama kematian harimau Tasmania terakhir pada 1936, spesies ini dinyatakan punah. Harimau Tasmania atau Thylacine, adalah satwa endemik Australia. Marsupialia kernivora ini punah karena perburuan dan keanekaragam genetik yang rendah, sehingga kurang mampu beradaptasi terhadap perubahan.
Meski spesimen utuh binatang ini tersimpan dimuseum, para ilmuan mungkin sulit mengkloning harimau Tasmania karena tidak memiliki kekerabatan dengan hewan Modern.
3.      Merpati Penumpang

Hingga 200 tahun lalu, burung yang terbang dalam kumpulan besar ini masih menyelimuti langit Amerika Utara. Pada 1914 spesies ini punah setelah menjadi target perburuan. Berkat tekhnologi kloning binatang ini mempunyai kesempatan kedua.
Bulu ataupun bagian tubuh lain binatang ini tersimpan baik di museum. Burung ini juga berkerabat dekat dengan merpati mouning, sehingga mudah mencari ibu penggantinya.
4.      Pyrenean Ibex

Mamalia bertanduk yang pernah menghuni daratan Eropa ini adalah salah satu satwa pertama yang menjadi target de-extriction. Pada akhir 1990, ilmuan mulai mencoba memperbanyak satwa itu ketika Pyrenean Ibex betina terakhir masih hidup. Proses kloning hanya berlangsung selama 7 menit. Janin hasil kloning yang ditanam pada rahim kambing hanya bertahan hidup selama 7 menit setelah dilahirkan karena masalah paru-paru.
5.      Kucing Gigi Pedang

Tubuh binatang ini kerap ditemukan dalam keadaan beku , sehingga berpeluang menjadi target kloning karena DNA-nya terawetkan dengan baik. Sekitar 5 tahun lalu ilmuan bisa mengekstrak DNA dari tikus mati yang dibekukan selama 16 tahun dan menghasilkan keturunan tikus mati itu.
6.      Sloth Tanah

Binatang ini menjadi kandidat untuk proyek de-extinction karena baru saja punah 8000 tahun yang lalu. Seperti kerabatnya yang hidup saat ini Sloth berjari tiga. Binatang ini bergerak dengan amat lambat, sehingga menjadi sasaran mudah bagi pemburu.
Peneliti menemukan kerangka Sloth yang masih memiliki jaringan lunak, sehingga DNA-nya bisa diekstraksi, meski Sloth mempunyai kerabat modern, ukuran Sloth tanah dan Sloth berjari tiga sangat berbeda. Sloth tanah berukuran raksasa menyerupai beruang.
7.      Irish Elk

Meski dinamai Elk, satwa ini adalah sesungguhnya sejenis rusa. Bahkan bisa di katagorikan sebagai rusa terbesar yang pernah hidup. Binatang yang punah 11000 tahun yang lalu ini memiliki antler, atau tanduk yang terentang sepanjang 3,6 m, seperti binatang yang hidup di era Pleitocene, spesimen binatang ini kerap ditemukan utuh, dibekukan oleh es abadi.
8.      Burung Dodo

Burung yang tidak bisa terbang ini punah hanya dalam waktu 80 tahun sejak ditemukan. Burung yang menghuni pulau Mauritius ini tak mengenal predator alami, sehingga tak merasa takut pada manusia, akibatnya ia mudah ditangkap untuk dimakan.
Pada tahun 2007, peneliti menemukan kerangka Dodo dalam kondisi cukup sempurna untuk mem[peroleh DNA burung ini. Klon burung Dodo dapat ditanam pada burung merpati, yang masih memiliki kekerabatan dekat dengannya.
9.      Neanderthal

Manusia Neanderthal mungkin merupakan spesies punah yang paling menjadi kontroversial apabila menjadi kandidat proyek de-extrinction karena ibu penggantinya adalah manusia. Sebagai anggota dari genus homo, Neanderthal kerap dikenal sebagai sub-jenis manusia modern.
10.  Dionosaurus

Ahli paleontologi Jack Horner memimpin sebuah proyek untuk menciptakan dinosaurus dari seekor ayam karena unggas sesungguhny adalah dinosaurus.
Bersama timnya Horner melakukan rekayasa genetik terhadap ayam untuk mengaktifkan kembali ciri leluhurnya, semisal ekor panjang, yang lebih di asosiasikan dengan dinosaurus non-unggas.


Sumber : Koran Tempo Edisi Kamis 11 April 2013